Rabu, 17 Oktober 2012

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 7)

Oleh :  ABDUL HAMID AL BILALY

KISAH-KISAH NYATA

1.       Kematian yang tiba-tiba:
Seorang anggota parlemen dalam kondisi kesehatan yang prima, penuh energik dan memiliki etos kerja sangat tinggi, orangnya masih muda. Namun, tiba-tiba virus ganas menyerang otaknya. Tak berlangsung lama, virus tersebut berubah menjadi segumpal daging. Anggota parlemen itu akhirnya tidak berdaya dan meninggal dengan cara yang amat mengenaskan.

2.       Kematian tak kenal orang sehat atau sakit:
Seorang komandan tinggi dijajaran angkatan bersenjata, ia tidak pernah mengeluhkan suatu penyakit apapun, tubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan gesit dalam melakukan tugas di teritorialnya. Seperti biasa, pada suatu malam, ia pergi tidur. Di pagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban. Apa yang terjadi? Ternyata tubuhnya telah dingin dan terbujur kaku. Tidur itu menghantarkan pada kematian yang tak akan kembali lagi.

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 6)

Oleh : ABDUL HAMID AL BILALY

SYUBHAT KEENAM: IA MASIH BELUM DEWASA
Syubhat ini banyak beredar dikalangan orang tua serta sebagian akhawat yang tidak berhijab. Sebenarnya anak-anak tersebut sudah memiliki niat untuk memakai hijab, tetapi kemudian ditunda karena syubhat ini. Karena itu dalih ini lebih pantas disebut hawa nafsu dari pada syubhat.
Kebanyakan mereka berkata: jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. Dia toh masih belum dewasa. Dia masih senang memakai pakaian yang indah, bersolek dengan berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua itu membuatnya lebih berbahagia dan menikamati hidup.
Kenapa kita melarang dan menghalangi kebahagiaan justru pada saat umur mereka masih relatif sangat muda? Kalau kita terlanjur ketinggalan kereta, mengapa kita membuatnya pula ketinggalan kereta dengan begitu tergesa-gesa? (Maksudnya jika ia menyuruh anak putrinya memakai hijab sejak dini).
Menurut pendapat mereka, masa belum dewasa berlangsung hingga anak berumur dua puluh tahun. Karenanya, meskipun ada gadis yang sudah datang bulan pada umur tiga belas tahun, dia masih dianggap anak-anak.

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 5)

Oleh : ABDUL HAMID AL BILALY


SYUBHAT KELIMA: TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
Sebagian akhawat yang tidak berhijab berdalih dengan takut tidak laku nikah.
Syubhat yang dibisikkan setan kepada sebagian akhawat yang tidak berhijab ini, pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan menikah kecuali jika ia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan, dan perhiasan sang gadis. Jika ia berhijab atau memakai cadar, tentu tak ada yang bisa dilihat pada dirinya, sehingga sang pemuda enggan mengambil keputusan untuk menikahinya.
Ironinya, kepercayaan ini, tidak hanya dimonopoli para akhawat, tetapi juga merupakan kepercayaan para orang tua, pada akhirnya, mereka melarang anak-anak putrinya memakai hijab. Syubhat ini tidak bisa diterima lewat dua alasan mendasar:

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 4)

Oleh :  ABDUL HAMID AL BILALY


SYUBHAT KEEMPAT: ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH.
Pada akhawat yang tidak berhijab banyak yang berdalih: "Allah belum memberiku hidayah. Sebenarnya aku juga ingin berhijab, tetapi hendak bagaimana jika saat ini Allah belum memberiku hidayah? Do’akanlah aku agar segera mendapat hidayah!”
Ukhti yang berdalih seperti ini telah terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Kami ingin bertanya: “bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
Jika jawabannya, “Aku tahu”, maka ada satu dari dua kemungkinan:
Pertama: Dia mengetahui ilmu ghaib yang ada di dalam kitab yang tersembunyi (lauhul mahfudz). Dia pasti pula tahu bahwa dirinya termasuk orang-orang yang celaka dan bakal masuk neraka.
Kedua : Ada makhluk lain yang mengabarkan kepadanya tentang nasib dirinya, bahwa dia tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah. Bisa jadi yang memberi tahu itu malaikat ataupun manusia.

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 3)

Oleh :  ABDUL HAMID AL BILALY


SYUBHAT KETIGA: IMAN ITU LETAKNYA DI HATI
Jika seorang di antara mereka ditanya, mengapa dia tidak berhijab? Maka ukhti yang terhormat ini akan menjawab: “ Ah, iman itu letaknya di hati”.
Ini adalah jawaban yang paling sering dilontarkan oleh para wanita muslimah yang belum berhijab. Karena itu di bawah ini akan kita bahas syubhat tersebut.
1.       Sumber syubhat.
Mereka berusaha menafsirkan sebagian hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu, tetapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.” (HR. Muslim No: 2564 dari Abu Hurairah).
Pengarang kitab "Nuzhatul Muttaqin" berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa pahala amal tergantung pada keikhlasan hati, kelurusan niat, perhatian terhadap situasi hati pelempangan tujuan dan kebersihan hati dari segala sifat tercela yang dimurkai Allah ([1]).

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 2)

Oleh : ABDUL HAMID AL BILALY
 
SYUBHAT KEDUA: BELUM MANTAP
Hal ini lebih tepat digolongkan kepada syahwat dan menuruti hawa nafsu dari pada syubhat. Jika seorang muslimah yang belum mentaati perintah berhijab ditanya, mengapa ia tidak mengenakan hijab? Di antaranya ada yang menjawab, “Demi Allah, saya belum mantap dengan berhijab. Jika saya telah merasa mantap dengannya saya akan berhijab, Insya Allah”.
Ukhti yang berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia.
Jika perintah itu datangnya dari manusia, maka manusia bisa salah, bisa benar. Imam Malik berkata:“ dan setiap orang bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (perkataan) orang yang ada di dalam kuburan ini”. Yang dimaksudkan adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Selagi masih dalam bingkai perkataan manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerima. Karenanya, dalam hal ini, setiap orang bisa berucap,“belum mantap” dan ia tidak dihukum karenanya.

Saudariku, Apa yang menghalangimu berjilbab? (part 1)

Oleh :  ABDUL HAMID AL BILALY

SYUBHAT PERTAMA: MENAHAN GEJOLAK SEKSUAL
Syubhat ini menyatakan bahwa gejolak nafsu seksual pada setiap manusia adalah sangat besar dan membahayakan. Ironinya, bahaya ini timbul ketika nafsu tersebut ditahan dan dibelenggu. Jika terus-menerus ditekan, ia bisa mengakibatkan ledakan dahsyat.
Hijab wanita akan meyembunyikan kecantikannya, sehingga para pemuda tetap berada dalam gejolak nafsu seksual yang tertahan, dan hampir meledak, bahkan terkadang tak tertahankan sehingga ia lampiaskan dalam bentuk tindak perkosaan atau pelecehan seksual lainnya.
Sebagai pemecahan masalah tersebut, satu-satunya cara adalah membebaskan wanita dari mengenakan hijab, agar para pemuda mendapatkan sedikit nafas bagi pelampiasan nafsu mereka yang senantiasa bergejolak di dalam. Dengan demikian, hasrat mereka sedikit bisa terpenuhi. Suasana itu lalu akan mengurangi bahaya ledakan gejolak nafsu yang sebelumnya tertahan dan tertekan.

Selasa, 16 Oktober 2012

25 Alasan Enggan Berjilbab

25 Alasan Enggan Berjilbab

Berikut beberapa alasan anak muda yang enggan berjilbab dan sanggahan halusnya. Semoga yang belum berjilbab mendapat hidayah.

1. Saya nggak mau jilbaban! Jilbaban itu kuno | “Lha, itu zaman flinstones, lebih kuno lagi, nggak pake jilbab”

2. Tapi kan itu hal kecil, kenapa jilbaban harus dipermasalahin?! | “Yang besar2 itu semua awalnya dari perkara kecil yang diremehkan”

3. Yang penting kan hatinya baik, bukan lihat dari jilbabnya, fisiknya! | “trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik? Dan Islam meyakini bahwa iman itu bukan hanya perkara hati, namun juga ditunjukkan dalam fisik atau amalan lahiriyah. Hati pun cerminan dari lahiriyah. Jika lahiriyah rusak, maka demikianlah hatinya”

4. Jilbaban belum tentu baik | “Betul, yang jilbaban aja belum tentu baik, apalagi yang … (isi sendiri)”

5. Saya kemarin lihat ada yang jilbaban nyuri! | “So what? yang nggak jilbaban juga banyak yang nyuri, gak korelasi kali”

Saudariku, Maukah Engkau Menjadi Seorang Ratu?

Seseorang bertanya :Kenapa Islam menganggap wanita seperti narapidana (tidak bebas keluar),harus ditutup tubuh dan kepalanya (padahal panas), juga tidak boleh laki-laki menyentuhnya, bukankah itu seperti zaman jahiliyah?


Dijawab : Karena Islam menganggap wanita ibarat Ratu. Tidak sembarang orang bisa bertemu, melihat dan menyentuh seorang Ratu. Seorang Ratu juga tidak seperti kuli yang harus kerja berat, tidak seperti artis atau wanita malam yang mengobral kecantikan dan tubuhnya. Seorang Ratu cukup diam dalam singgasana kerajaannya, melayani dan mendampingi Rajanya

Pluralisme Agama; Trend Pemikiran Semua Agama adalah Sama (?)


Pluralisme agama (religious pluralism) adalah di antara ide yang diusung oleh orang-orang yang berpemahaman liberal. Trend pemikiran yang dibangun diatas dasar kebebasan berkeyakinan ini telah melabrak salah satu pilar terpenting dalam kehidupan beragama; yaitu tentang klaim kebenaran (truth claim) pada setiap agama yang diyakini pemeluknya. Hakikatnya, pluralisme agama adalah agama baru yang mencoba meruntuhkan nilai-nilai fundamental agama-agama, termasuk Islam.
Pluralisme adalah sebuah asumsi yang meletakkan kebenaran agama-agama sebagai kebenaran yang relatif dan menempatkan agama-agama pada posisi setara, apapun jenis agama itu. Pluralisme agama meyakini bahwa semua agama adalah jalan-jalan yang sah menuju tuhan yang sama. Atau, paham ini menyatakan, bahwa agama adalah persepsi manusia yang relatif terhadap tuhan yang mutlak, sehingga –karena kerelatifannnya- maka seluruh agama tidak boleh mengklaim atau meyakini bahwa agamanya yang lebih benar dari agama lain atau meyakini hanya agamanya yang benar.[1]
Pluralisme jelas bertolak belakang dengan Islam karena Allah telah menyatakan dalam al Quran bahwa:

Teruntuk Kaum Wanita

1. (renungan pagi) Bismillah. Assalamu’alaikum. “…Wahai pena..! titiplah salam kami teruntuk kaum wanita.

2. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat…”

3. Adakah alasan bagi wanita muslimah untuk tidak berjilbab?

4. Adakah alasan syar’i bagi mereka untuk memampang foto-foto mereka di dunia maya?

5. Tidakkah mereka sadar bahwa foto-foto mereka dapat diunduh dan dikoleksi tangan-tangan jahil?

Mencari yang Berbakat Boleh, tapi Jangan Jual Aurat


Kemana Bapak dari Anak perempuan itu?
Kemana Kakak dan Adik perempuan itu?
Kemana Suami dari perempuan itu?
Kemana Ibu dan orangtua perempuan itu?

KEMANA RASA CEMBURU ITU?, KEMANA RASA TANGGUNGJAWAB ITU? KEMANA RASA KASIH SAYANG TERHADAP Ana? KEMANA RASA PENJAGAAN ANAK PEREMPUAN YANG SUDAH ANDA KANDUNG, LAHIRKAN, TETAPI SETELAH DEWASA DIBUANG, DISEDIAKAN UNTUK SEMUA LELAKI, DITATAP, DINIKMATI, DISAJIKAN BAGAIKAN MAKANAN SIAPA SAJA BOLEH MENCICIPINYA?!!

Senin, 15 Oktober 2012

Istri Sholehah

by  @PejuangSubuh

Merenungi di jaman ini banyak terjadi perceraian,lebih dari 50%,perceraian sudah bukan hal yg aneh

Di jaman kakek nenek kita dulu,bahkan mereka yg dijodohkan pun banyak yg masih bertahan bersama sampai tua
Mengapa di jaman yg sudah bebas memilih pasangan sendiri ini malah dengan mudahnya banyak yg bercerai?

Kebanyakan Perceraian di jaman sekarang juga alasannya sepele : Ketidakcocokan dalam rumah tangga

Tidak cocok saja anaknya bisa sampai 3 bahkan lebih,gimana kalau cocok? Apa benar tidak cocok? apa itu alasan sebenarnya?

#CV nikah

by @pedulijilbab

Bismillahirrahmanirrahim kita mulai share twit malam ini dgn kalimat yg baik, semoga Allah meridhoi :') #CV

#CV atau curriculum vitae *bener gak nih kepanjangannya* adalah data diri yang merupakan representasi dari diri kita :')

Dalam #Taaruf diperlukan #CV untuk lebih mengenal calon pasangan, gak mau kan salah pilih pendamping hidup :')

Yang pasti data general diri seperti > Nama *biar gak salah orang*, Alamat *kalau mau melamar gak salah rumah*, No Hp, TTL, dsb :') #CV

Dilanjutkan dg Data orangtua, nama orang tua, asal suku *karna ada juga yg mempermasalahkan soal ini*, pekerjaan ortu, tmpt tinggal :') #CV

Inilah Generasi Terbaik dalam Sejarah

“Belum pernah ada, dan tidak akan pernah ada suatu kaum yang serupa dengan mereka”
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Barangsiapa hendak mengambil teladan maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membeban-bebani diri. Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah guna menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 198)


Selasa, 14 Agustus 2012

#qadar

Yuk mulai tentang takdir pake hastag #qadar
Bismillahirahmanirahim..


1. Al-Qadarul Mutsbat (qadar yang telah tetap dan pasti).
Yaitu yg telah ttulis dlm Lauhul Mahfuzh. Qadar ini tetap, tidak berubah. #qadar


“Allah telah menetapkan ketentuan-ketentuan para makhluk 50.000 tahun sblm Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim, VIII/51) #qadar

2. Al-Qadarul Muâallaq atau Muqayyad (qadar yang tergantung atau terikat).
Yaitu, apa yang tertulis dalam catatan-catatan Malaikat. #qadar


“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari,,,, #qadar

Jumat, 22 Juni 2012

Pengertian Aqidah

Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :

Kata "aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan)."Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu (penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan "‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman,
"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

Kamis, 21 Juni 2012

Hukum Menggerutu (Mendongkol) Terhadap Musibah Yang Menimpa

Kondisi manusia dalam menghadapi musibah ada empat tingkatan:

Tingkatan pertama, menggerutu (mendongkol) terhadapnya. Tingkatan ini ada beberapa macam:

Pertama: Direfleksikan dengan hati, seperti seseorang yang menggerutu terhadap Rabb-nya dan geram terhadap takdir yang dialaminya; perbuatan ini hukumnya haram dan bisa menyebabkan kekufuran. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat.” (Al-Hajj:11).

Teladan Muslimah "Siti Muthi’ah"

FATHIMAH RA bergegas menggandeng Hasan RA yang masih kecil. Terngiang di telinganya pesan sang ayahanda, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk menemui seorang muslimah berakhlak mulia dan meneladaninya. Tak sabar rasanya Fathimah untuk segera mengetahui, seperti apa gerangan teladan wanita bernama Siti Muthi’ah tersebut.

Sesampainya di depan pintu rumah yang dimaksud, Fathimah pun mengucap salam. Tak lama kemudian si pemilik rumah datang membuka pintu. Hatinya sangat heran bercampur senang karena tak menyangka yang bertandang adalah putri Rasulullah SAW. Namun, sungguh di luar dugaan Fathimah, setelah mengutarakan maksud kedatangannya, Muthi’ah malah berkata, “Sungguh bahagia aku menyambut kedatanganmu Fathimah. Namun, maafkanlah aku karena aku hanya dapat menerima kedatanganmu di rumahku. Sesungguhnya suamiku mengamanatkan padaku untuk tidak menerima tamu lelaki di rumahku.”

Jilbab Syar'i

Teman-temanku yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Islam adalah ajaran yang sangat sempurna, sampai-sampai cara berpakaianpun dibimbing oleh Alloh Dzat yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita. Bisa jadi sesuatu yang kita sukai, baik itu berupa model pakaian atau perhiasan pada hakikatnya justru jelek menurut Alloh.
Alloh berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal sebenarnya itu buruk bagimu, Allohlah yang Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” (Al Baqoroh : 216).
Jadi, marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam segala perkara termasuk mengenai cara berpakaian.

Minggu, 17 Juni 2012

Akhwat sejati

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,
tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona,
tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan,
tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.