Senin, 15 Oktober 2012

Istri Sholehah

by  @PejuangSubuh

Merenungi di jaman ini banyak terjadi perceraian,lebih dari 50%,perceraian sudah bukan hal yg aneh

Di jaman kakek nenek kita dulu,bahkan mereka yg dijodohkan pun banyak yg masih bertahan bersama sampai tua
Mengapa di jaman yg sudah bebas memilih pasangan sendiri ini malah dengan mudahnya banyak yg bercerai?

Kebanyakan Perceraian di jaman sekarang juga alasannya sepele : Ketidakcocokan dalam rumah tangga

Tidak cocok saja anaknya bisa sampai 3 bahkan lebih,gimana kalau cocok? Apa benar tidak cocok? apa itu alasan sebenarnya?


Mungkin penyebabnya wanita pun sekarang semakin maju,semakin berani,semakin terbuka pikirannya

Tidak ada lagi batasan antara pria dan wanita,dalam berkarir,dalam mengejar cita2 ,wanita punya kesempatan yg sama dengan pria di jaman ini
Emansipasi wanita telah berhasil digaungkan kaum feminis,sehingga sekarang bahkan Presiden pun ada yg wanita

Dan dinegeri yg mayoritas islam ini, ternyata seorang wanita pun pernah ada yg bisa jadi Presidennya. Emansipasi? ya, tapi jd tidak islami

Bukan bermaksud bicara politik,sama sekali tidak. Hanya menyoroti kemunafikan,jelas Alquran mengatakan Pemimpin adalah Pria

(QS 4:34) Kaum laki2 itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain

Emansipasi walaupun ada sisi baiknya,tapi juga punya sisi yg kelam bagi kehidupan berumah tangga di jaman ini

Beberapa teman wanita kami saat ini tidak takut bercerai, karena sudah punya karir sendiri,punya uang sendiri, Mandiri istilahnya sekarang

Jaman dulu mungkin bercerai buat wanita berarti kehilangan sumber penghasilan,karena kebanyakan karirnya adalah ibu Rumah Tangga

Emansipasi juga yg bisa membuat seorang istri jadi berani terhadap suaminya,apalagi jika penghasilanya jauh lebih besar dari suami

Kami merenungkan tentang seorang teman pria yg sudah berumur, dengan istri dan 4 anaknya. Dimana istrinya punya karir yg jauh lebih bagus

Hampir semua anaknya telah menikah,kecuali yg paling kecil. Tapi hubungannya dengan sang istri sebenarnya sudah renggang sejak lama.

Teman kami ini sering mengeluhkan betapa istrinya menekannya,karena dari sisi penghasilan,dianggap suami tak berkontribusi

Ketika mau balikin ke agama,istri menolak. Selama ini jarang sholat,gak pernah belajar agama,tiba2 ketika mentok masalah,larinya ke agama

Dulu memilih pasangan pun bukan landasan agama,jadi wajar kalau keduanya saling tidak mengerti adab pernikahan yg islami spt apa

Gimana seorang istri dikatakan wajib patuh ke suami ,sampai2 rasul hampir menyuruh istri bersujud kepada suami

Jika aku boleh menyuruh seseorang utk sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri utk sujud kepada suaminya (HR Tirmidzi)

Suami adalah pengganti posisi ayahnya ketika terjadi ijab kabul, ini yg jarang dipahami oleh kebanyakan orang

Bukankah anak tetap wajib taat kepada orang tuanya,selama bukan dalam hal maksiat ,sekalipun orangtuanya ahli maksiat?

Bahkan seandainya orang tua kita penjahat sekalipun dan tidak pernah sholat, bukankah anak tetap wajib hormat?

Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Khalik (Sang Pencipta) (HR. Ahmad)

Itu karena masuk surga mudah bagi seorang istri,asal dia taat suami, jaga kehormatan, dan melakukan yg wajib ,itu sudah cukup

“Jika seorang istri melakukan shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kemaluannya >>

“Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah SURGA dan NERAKAmu.” (HR. Ahmad)

>> dan menaati suaminya, niscaya dia akan memasuki surga Tuhannya (HR Ahmad)

Wanita dalam islam selalu butuh pelindung,wanita tidak mandiri. Ini fitrah yg dikatakan dalam Alquran, terserah anda mau setuju atau tidak

“Laki-laki (suami) itu PELINDUNG bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) >>
>> atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya.” (QS 4 : 34)

Perhatikan,ketika sebelum menikah pelindungnya (wali) adalah ayahnya,kalau ayahnya tidak ada maka ke keluarganya yg lain (paman atau anak)

Ketika sudah menikah segala tanggung jawab pun jadi pindah,dari sang ayah ke sang suami

Bersama ijab kabul itu pindah pula hak dan tanggung jawabnya. Artinya yg tadinya patuh kepada ayah jadi patuhnya kepada suami

Kalau sama ayah tidak boleh meninggikan suara,maka sama suami pun demikian karena suami itu pengganti ayah

(QS 17: 23) Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia >>

>> dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya >>

>> Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, >>

>> maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" >>

>> dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia

Suami menyuruh istri jika dijalankan istri dapat pahala ,kalau istri nyuruh suami? nanti dulu

“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, >>

>> maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 1436).

Masalahnya bukan patuh atau tidak,itu bukan pilihannya ,sebab patuh itu wajib. Pilihannya cari suami yg bijak,lalu patuhilah dia sepenuhnya

Patuh kepada suami itu wajib,selama tidak dalam hal maksiat Jadi cari suami yg bijak jangan asal ganteng aja

Dan juga masalah kebolehan pria berpoligami itu jangan cuma dipandang dari sisi nafsu saja,baik pria maupun wanitanya cenderung melihat itu

Poligami dilihat sekedar enaknya saja,oh enak ya bisa gonta ganti pasangan kapan aja suami mau sama yg mana saja,bukan gitu,ini salah

Poligami gak sepicik itu,ada masanya,ada harinya masing2 harus adil,gak bisa kalau gilirannya jatah istri tua suami tiba2 ke istri muda

Itu baru dari sisi kebolehannya(nafsu menurut kacamata orang),belum sisi lain yg gak pernah disentuh pria dan wanitanya sendiri,yaitu AMANAH

Jaman dulu para khalifah ketika diangkat jadi pemimpin malah menangis,karena beratnya amanah yg harus diembannya

Jaman sekarang justru sujud syukur ketika berhasil menjabat ,karena melihat kekuasaan hanya sebagai alat menyalurkan nafsu2 duniawinya

Sama aja ketika melihat poligami sebagai alat, pria dan wanita akan melihat sisi yg enak2nya saja ,bukan dari sisi tanggung jawab amanahnya

Enak ya,bisa memuaskan nafsu pada yg mana saja ketika mau,itu pikiran mereka yg hanya fokus pada nafsu

Pernahkah kalian terpikir,bahwa dosa istri itu sebagian tanggung jawab suami juga,bahkan para anak2nya semuanya,jika gagal jadi imam yg baik

Jika suami tidak pernah memberitahu maka diakhirat akan diminta pertanggungjawabannya sebagai imam keluarganya,sbg kepala keluarga
Nah kalau istrinya 1 dosanya pun belum sanggup ditanggung, apalagi kalau 2 ,3 atau bahkan 4? berat poligami itu,bukan sekedar masalah nafsu

Jika mengimami satu istri saja sulit,apalagi harus menanggung dosa beberapa orang? dosanya sendiripun mungkin belum sanggup menanggungnya?

Bukan masalah adilnya,adil itu masih bisa lah dari sisi harta dan materi ,dan memang bukan hati yg jadi syarat,memangnya hati bisa diukur?

Adil hati bukan syarat yg dimaksud dalam poligami,sebab Allah hanya memberikan 1 rongga di hati kita,bukan 2 atau lebih.

(QS 33:4) Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya;

Rasul pun dulu ketika berpoligami paling suka dengan aisyah,dan istri2 lainnya pun semua tahu akan hal ini

Sehingga ketika beliau sedang sakaratul maut,maka istri2 lainnya memberikan jatah harinya kpd aisyah secara sukarela demi menyenangkan rasul

Sehingga kita semua tahu saat terakhir rasul adalah bersama aisyah,bukan istrinya yg lain

Sama sekali tidak menganjurkan poligami,lihat di negeri ini yg poligami itu levelnya Aa Gym, beliau insya Allah ilmunya jauh diatas kita2

Namun para wanita juga jangan sampai mengingkari apa yg dibolehkan Allah,sebab mengingkari 1 ayat saja dalam alquran sama juga kafir

Makanya perumpamaan jengkol itu rasanya paling pas bagi poligami,sebab yg doyan ya suka banget,yg gak doyan jg pake banget. seimbang

Kalau tidak suka jengkol silakan,tapi jangan larang orang lain makan jengkol,atau bilang yg makan jengkol kampungan,apalagi mengharamkannya

Mudah2an jadi renungan untuk semuanya, termasuk diri ini dan keluarga,lain kali kita bahas dari sisi suami juga biar adil tentunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar