by @PejuangSubuh
Merenungi di jaman ini banyak terjadi perceraian,lebih dari 50%,perceraian sudah bukan hal yg aneh
Merenungi di jaman ini banyak terjadi perceraian,lebih dari 50%,perceraian sudah bukan hal yg aneh
Di jaman kakek nenek kita dulu,bahkan mereka yg dijodohkan pun banyak yg masih bertahan bersama sampai tua
Mengapa di jaman yg sudah bebas memilih pasangan sendiri ini malah dengan mudahnya banyak yg bercerai?
Tidak ada lagi batasan antara pria dan
wanita,dalam berkarir,dalam mengejar cita2 ,wanita punya kesempatan yg
sama dengan pria di jaman ini
Emansipasi wanita telah berhasil digaungkan kaum feminis,sehingga sekarang bahkan Presiden pun ada yg wanita
Dan dinegeri yg mayoritas islam ini, ternyata
seorang wanita pun pernah ada yg bisa jadi Presidennya. Emansipasi? ya,
tapi jd tidak islami
Bukan bermaksud bicara politik,sama sekali tidak. Hanya menyoroti kemunafikan,jelas Alquran mengatakan Pemimpin adalah Pria
(QS 4:34) Kaum laki2 itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas
sebahagian yang lain
Emansipasi walaupun ada sisi baiknya,tapi juga punya sisi yg kelam bagi kehidupan berumah tangga di jaman ini
Beberapa teman wanita kami saat ini tidak takut
bercerai, karena sudah punya karir sendiri,punya uang sendiri, Mandiri
istilahnya sekarang
Jaman dulu mungkin bercerai buat wanita berarti kehilangan sumber penghasilan,karena kebanyakan karirnya adalah ibu Rumah Tangga
Emansipasi juga yg bisa membuat seorang istri
jadi berani terhadap suaminya,apalagi jika penghasilanya jauh lebih
besar dari suami
Kami merenungkan tentang seorang teman pria yg
sudah berumur, dengan istri dan 4 anaknya. Dimana istrinya punya karir
yg jauh lebih bagus
Hampir semua anaknya telah menikah,kecuali yg
paling kecil. Tapi hubungannya dengan sang istri sebenarnya sudah
renggang sejak lama.
Teman kami ini sering mengeluhkan betapa istrinya menekannya,karena dari sisi penghasilan,dianggap suami tak berkontribusi
Ketika mau balikin ke agama,istri menolak. Selama
ini jarang sholat,gak pernah belajar agama,tiba2 ketika mentok
masalah,larinya ke agama
Dulu memilih pasangan pun bukan landasan agama,jadi wajar kalau keduanya saling tidak mengerti adab pernikahan yg islami spt apa
Gimana seorang istri dikatakan wajib patuh ke suami ,sampai2 rasul hampir menyuruh istri bersujud kepada suami
Jika aku boleh menyuruh seseorang utk sujud
kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri utk sujud
kepada suaminya (HR Tirmidzi)
Suami adalah pengganti posisi ayahnya ketika terjadi ijab kabul, ini yg jarang dipahami oleh kebanyakan orang
Bukankah anak tetap wajib taat kepada orang tuanya,selama bukan dalam hal maksiat ,sekalipun orangtuanya ahli maksiat?
Bahkan seandainya orang tua kita penjahat sekalipun dan tidak pernah sholat, bukankah anak tetap wajib hormat?
Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Khalik (Sang Pencipta) (HR. Ahmad)
Itu karena masuk surga mudah bagi seorang istri,asal dia taat suami, jaga kehormatan, dan melakukan yg wajib ,itu sudah cukup
“Jika seorang istri melakukan shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kemaluannya >>
“Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah SURGA dan NERAKAmu.” (HR. Ahmad)
>> dan menaati suaminya, niscaya dia akan memasuki surga Tuhannya (HR Ahmad)
“Laki-laki (suami) itu PELINDUNG bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) >>
>> atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya.” (QS 4 : 34)
Perhatikan,ketika sebelum menikah pelindungnya
(wali) adalah ayahnya,kalau ayahnya tidak ada maka ke keluarganya yg
lain (paman atau anak)
Ketika sudah menikah segala tanggung jawab pun jadi pindah,dari sang ayah ke sang suami
Bersama ijab kabul itu pindah pula hak dan tanggung jawabnya. Artinya yg tadinya patuh kepada ayah jadi patuhnya kepada suami
Kalau sama ayah tidak boleh meninggikan suara,maka sama suami pun demikian karena suami itu pengganti ayah
(QS 17: 23) Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia >>
>> dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya >>
>> Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, >>
>> maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" >>
>> dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Suami menyuruh istri jika dijalankan istri dapat pahala ,kalau istri nyuruh suami? nanti dulu
“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, >>
>> maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 1436).
Masalahnya bukan patuh atau tidak,itu bukan
pilihannya ,sebab patuh itu wajib. Pilihannya cari suami yg bijak,lalu
patuhilah dia sepenuhnya
Patuh kepada suami itu wajib,selama tidak dalam hal maksiat Jadi cari suami yg bijak jangan asal ganteng aja
Dan juga masalah kebolehan pria berpoligami itu
jangan cuma dipandang dari sisi nafsu saja,baik pria maupun wanitanya
cenderung melihat itu
Poligami dilihat sekedar enaknya saja,oh enak ya
bisa gonta ganti pasangan kapan aja suami mau sama yg mana saja,bukan
gitu,ini salah
Poligami gak sepicik itu,ada masanya,ada harinya
masing2 harus adil,gak bisa kalau gilirannya jatah istri tua suami tiba2
ke istri muda
Itu baru dari sisi kebolehannya(nafsu menurut
kacamata orang),belum sisi lain yg gak pernah disentuh pria dan
wanitanya sendiri,yaitu AMANAH
Jaman dulu para khalifah ketika diangkat jadi pemimpin malah menangis,karena beratnya amanah yg harus diembannya
Jaman sekarang justru sujud syukur ketika
berhasil menjabat ,karena melihat kekuasaan hanya sebagai alat
menyalurkan nafsu2 duniawinya
Sama aja ketika melihat poligami sebagai alat,
pria dan wanita akan melihat sisi yg enak2nya saja ,bukan dari sisi
tanggung jawab amanahnya
Enak ya,bisa memuaskan nafsu pada yg mana saja ketika mau,itu pikiran mereka yg hanya fokus pada nafsu
Pernahkah kalian terpikir,bahwa dosa istri itu
sebagian tanggung jawab suami juga,bahkan para anak2nya semuanya,jika
gagal jadi imam yg baik
Jika suami tidak pernah memberitahu maka
diakhirat akan diminta pertanggungjawabannya sebagai imam
keluarganya,sbg kepala keluarga
Nah kalau istrinya 1 dosanya pun belum sanggup
ditanggung, apalagi kalau 2 ,3 atau bahkan 4? berat poligami itu,bukan
sekedar masalah nafsu
Jika mengimami satu istri saja sulit,apalagi
harus menanggung dosa beberapa orang? dosanya sendiripun mungkin belum
sanggup menanggungnya?
Bukan masalah adilnya,adil itu masih bisa lah
dari sisi harta dan materi ,dan memang bukan hati yg jadi
syarat,memangnya hati bisa diukur?
Adil hati bukan syarat yg dimaksud dalam poligami,sebab Allah hanya memberikan 1 rongga di hati kita,bukan 2 atau lebih.
(QS 33:4) Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya;
Rasul pun dulu ketika berpoligami paling suka dengan aisyah,dan istri2 lainnya pun semua tahu akan hal ini
Sehingga ketika beliau sedang sakaratul maut,maka
istri2 lainnya memberikan jatah harinya kpd aisyah secara sukarela demi
menyenangkan rasul
Sehingga kita semua tahu saat terakhir rasul adalah bersama aisyah,bukan istrinya yg lain
Sama sekali tidak menganjurkan poligami,lihat di
negeri ini yg poligami itu levelnya Aa Gym, beliau insya Allah ilmunya
jauh diatas kita2
Namun para wanita juga jangan sampai mengingkari
apa yg dibolehkan Allah,sebab mengingkari 1 ayat saja dalam alquran sama
juga kafir
Makanya perumpamaan jengkol itu rasanya paling
pas bagi poligami,sebab yg doyan ya suka banget,yg gak doyan jg pake
banget. seimbang
Kalau tidak suka jengkol silakan,tapi jangan
larang orang lain makan jengkol,atau bilang yg makan jengkol
kampungan,apalagi mengharamkannya
Mudah2an jadi renungan untuk semuanya, termasuk
diri ini dan keluarga,lain kali kita bahas dari sisi suami juga biar
adil tentunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar